Satelit peneliti kehidupan di luar angkasa

Satelit peneliti kehidupan di luar angkasa

Sebuah nanosatelit berukuran tak lebih besar dari sebungkus roti tawar dan memiliki nama serupa dengan kue kering favorit anak-anak diluncurkan ke luar angkasa. Oleh NASA, satelit mini tersebut ditugasi untuk mempelajari bagaimana sumber kehidupan berlangsung di jagat raya.

O/Oreos, nama satelit yang diluncurkan, merupakan singkatan dari Organism/Organic Exposure to Orbital Stresses. Satelit berbobot sebesar 5,4 kilogram merupakan nanosatelit pertama yang memiliki dua tugas eksperimen.

Satelit peneliti kehidupan di luar angkasa 1

Eksperimen “Space Environment Survivability of Live Organisms” akan mempelajari pertumbuhan, kesehatan, dan adaptabilitas mikroorganisme yang hidup di lingkungan asing dan daratan kering. Setelah O/Oreos mencapai orbit, eksperimen akan memberi umpan dan menumbuh kembangkan sekelompok mikroba, dan mengukur respon mereka terhadap radiasi serta kondisi tanpa gravitasi.

Pada eksperimen, peneliti akan memantau apakah mikroba tersebut tetap makan dengan cara yang benar. Adapun nutrisi yang disediakan telah diberi warna, sehingga, jika mereka sehat, mereka akan berubah warnanya.

Eksperimen kedua, bertajuk “Space Environment Viability of Organics” akan memantau apa yang terjadi terhadap empat kelas molekul organik setelah mereka terekspos terhadap kondisi luar angkasa. Eksperimen ini didesain untuk dapat bertahan selama 6 bulan, dan O/Oreos akan dapat mengirimkan data penelitiannya selama sekitar satu tahun.

Dengan peluncuran di atas, NASA berharap satelit itu akan membuktikan bahwa melakukan eksperimen astrobiologi di luar angkasa dapat dilakukan tanpa perlu menggelar misi penelitian di stasiun luar angkasa.

Untuk mengorbit, O/Oreos menumpang roket Air Force Minotaur IV dari Kodiak, Alaska. Ia mulai mengirimkan sinyal radio setelah mencapai orbit sekitar 640 kilometer dari permukaan Bumi. Setelah misinya selesai, O/Oreos juga akan menjadi satelit pertama yang menggunakan mekanisme tanpa propellant untuk kembali ke Bumi.

Silahkan baca juga yang ini :  Bila matahari padam, berapa lama makhluk di Bumi bisa bertahan?

Astronom Temukan 500 Planet

Sementara itu sejak 22 November 2010, astronom mengumumkan mereka telah berhasil mendeteksi 502 buah planet extrasolar. Extrasolar planet atau disingkat dengan exoplanet adalah kumpulan planet yang berada di luar sistem tata surya kita.  Diperkirakan, ada ratusan bintang yang merupakan exoplanet, dan masih perlu diinvestigasi lebih lanjut.

Satelit peneliti kehidupan di luar angkasa 2

Menurut Jean Schneider, astronom dari Paris-Meudon Observatory yang mengumpulkan  Extrasolar Planets Encyclopedia, planet-planet itu ditemukan kurang dari 20 tahun sejak penemuan exoplanet pertama. Seperti dikutip dari Space, 23 November 2010, extrasolar planet ke-500 yang ditemukan merupakan planet yang diberi nama HIP 13044b. Planet ini merupakan planet yang lahir di galaksi lain namun ditarik dan berada di dalam galaksi Bima Sakti.

Sejauh ini, data-data seputar planet-planet baru yang ditemukan didapat dari observatorium ruang angkasa Kepler milik NASA. Observatorium itu didesain mendeteksi planet-planet yang ada di galaksi. Penemuan exoplanet merupakan hal yang sangat positif.

Sebagai informasi, sekitar dua bulan lalu, astronom mengumumkan ditemukannya exoplanet serupa Bumi yang berpotensi untuk dihuni manusia.