Sistem Pencernaan (4) : Proses pencernaan makanan

Sistem Pencernaan (4) : Proses pencernaan makanan

Artikel ini merupakan penjelasan dari proses Sistem Pencernaan pada manusia. Posting sebelumnya bisa dibaca di sini:

Proses pencernaan makanan

Mencerna adalah memecah bahan makanan yang molekulnya berukuran besar menjadi molekul yang lebih kecil sehingga memungkinkan diserap oleh usus halus. Bahan makanan yang dicerna adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Air, vitamin, dan mineral tidak dicerna karena sudah berukuran kecil, sehingga langsung diserap oleh usus.

Sistem Pencernaan (4) : Proses pencernaan makanan 1

Agar bisa diserap usus halus, karbohidrat dipecah menjadi glukosa (monosakarida), protein menjadi asam amino, dan lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.

Seperti telah saya jelaskan di posting sebelumnya, bahwa alat pencernaan utama adalah mulut, lambung, dan usus halus. Pada ketiga tempat itulah berlangsung proses pencernaan yang utama. Pada setiap organ utama pencernaan berlangsung proses yang berbeda, mulai masalah pH, jenis pencernaan, jenis enzim, hingga bahan yang dicerna. Proses pencernaan tersebut bisa berlangsung dengan bantuan beberapa kelenjar yang menghasilkan enzim pencerna, misalnya hati, pankreas, dan usus 12 jari (duodenum).

Pada proses pencernaan berlangsung pencernaan mekanik dan khemis. Pencernaan secara mekanik adalah proses penghancuran makanan oleh gigi atau gerak peristaltik lambung. Sedangkan pencernaan khemis (enzimatis) adalah pencernaan secara kimiawi yang dilakukan oleh enzim (lihat tabel).

Berikut ini saya buatkan ringkasan proses pencernaan pada manusia dalam bentuk tabel.

Mulut

Lambung

Usus halus

Jenis pencernaan – mekanik
– khemis
– mekanik
– khemis
– khemis
pH (keasaman) netral (pH = 7) asam (ph < 7)
(pengarhuh HCl)
basa (pH > 7)
(pengaruh NaHCO3
)
bahan yang dicerna karbohidrat saja protein saja semua jenis makanan
– karbohidrat
– lemak
– protein
enzim ptialin – pepsin
– renin
– amilase / diastase
– lipase / steapsin
– tripsin
– erepsin
– disakarase (sukrase, laktase, maltase)
pencernaan bahan ptialin memecah karbohidrat menjadi disakarida – pepsin memecah protein menjadi pepton

– renin menggumpalkan kasein susu

– karbohidrat dipecah oleh amilase/diastease menjadi disakarida
– disakarida (sukrosa, maltosa, laktosa) dipecah oleh disakarase menjadi monosakarida (glukosa) 

– lemak diubah menjadi emulsi lemak  oleh empedu
– emulsi lemak dipecah oleh lipase / steapsin menjadi asam lemak + gliserol

– tripsin memecah pepton menjadi peptida
– erepsin memecah peptida menjadi asam amino

bentuk yang diserap glukosa (monosakarida) asam amino – asam lemak
– gliserol
transportasi melalui darah darah pembuluh limfe (chyll) / getah bening

Sistem Pencernaan (4) : Proses pencernaan makanan 2

Transportasi nutrisi hasil pencernaan

Ada 2 cara pengangkutan nutrisi hasil pencernaan, yaitu melalui darah dan melalui limfe (pembuluh chyll). Asam amino, glukosa, dan vitamin BC (larut dalam air) diserap usus dan dibawa oleh darah melalui vena porta menuju hati. Inilah yang disebut vena porta hepatica. Di hati kadar glukosa diatur dengan cara diubah menjadi glikogen oleh hormon insulin, baru dikirim ke jantung melalui vena hepatica untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Asam lemak, gliserol, dan vitamin A, D, E, K (larut dalam lemak) diangkut melalui pembuluh chyll (pembuluh getah bening usus) lalu menuju ke vena di bawah tulang selangka (vena subklavia). Sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati untuk dibentuk lagi menjadi empedu.

Pada kolon (usus besar) terjadi pengaturan kadar air dari faeces serta terjadi pembusukan faeces dengan bantuan bakteri Eschreichia coli. Dan di dalam kolon faeces terdorong sedikit demi sedikit oleh gerakan peristaltik mendekati rektum atau poros usus. Bila poros usus sudah penuh, timbullah rangsangan untuk buang air besar (defekasi). Rangsangan semacam itu disebut rangsangan gastrokolik.

Gangguan pada Sistem Pencernaan

Seluruh sistem pencernaan dapat terganggu karena bermacam-macam hal, antara lain sebagai berikut:

  1. Parotitis, yaitu infeksi pada kelenjar parotis. Biasanya disebut penyakit gondong.
  2. Xerostomia, yaitu produksi air liur yang sangat sedikit.
  3. Maag, karena kelebihan HCl dalam lambung
  4. Ulkus, gejala maag yang akut karena terjadi luka pada dinding lambung
  5. Diare, merupakan kelainan karena menurunnya proses reabsorbsi air pada kolon sehingga faeces berbentuk cair
  6. Disentri, infeksi karena bakteri atau amuba sehingga penderita mengeluarkan faeces cair bercampur darah dan nanah
  7. Sembelit, kelainan karena proses reabsorbsi air pada kolon terlalu banyak sehingga faeces menjadi padat dan sulit untuk dikeluarkan
  8. Apendisitis, yaitu adanya infeksi pada usus buntu.
  9. Peritonitis, yaitu terjadinya peradangan pada selaput dinding rongga tubuh.
  10. “Salah cerna”, yaitu gangguan merangsang lambung karena terlalu banyak makan cabe dan minum alkohol. Rasa nyeri yang timbul disebut kolik.